4 Rahasia Sukses Bisnis Abdurrahman bin Auf
GENPOP -- Seorang pengusaha Muslim tentu mengenal pebisnis di zaman Nabi Muhammad SAW, yakni Abdurrahman bin Auf. Dia adalah sahabat Nabi SAW yang ahli dalam berbisnis dan mengerti bagaimana menjalankannya.
Dari apa yang dilakukan Abdurrahman bin Auf, ada banyak pelajaran bisnis yang dapat dipetik. Hendaknya seorang Muslim dapat belajar dari cara bisnis yang dilakoni oleh Abdurrahman bin Auf.
Untuk itu, kami akan jelaskan bagaimana rahasia bisnis Abdurrahman bin Auf, yang membuatnya susah untuk jatuh miskin.
Pernah ia ingin merasakan bagaimana menjadi miskin dengan memberikan hartanya dibagi-bagikan kepada banyak orang, tetapi malah menjadi bertambah kaya.
Cara Bisnis Abdurrahman bin Auf
1. Membaca Keinginan Pasar
Saat tiba di Madinah, Abdurrahman bin Auf minta ditunjukkan di mana pasar. Mengapa pasar?
Karena di sanalah akan ketahuan mana barang dagangan yang laris manis. Dia membaca apa barang yang sangat dibutuhkan masyarakat Madinah kala itu. Kuncinya, baca kemauan pasar!
Adapun di zaman sekarang, tentu untuk membaca pasar tidak perlu datang ke pasar. Kamu bisa lihat melalui google, marketplace, atau bahkan dengan berjalan-jalan ke berbagai daerah. Tidak harus ke kota juga.
Kamu bisa jalan ke desa-desa untuk menemukan barang yang terlihat sangat dibutuhkan di daerah perkotaan.
Tentu kamu harus terlebih dulu mengetahui barang apa yang dibutuhkan di daerah perkotaan. Dan kamu harus terus mengasah kemampuan ini agar insting bisnis semakin tajam.
2. Tidak Pernah Menolak Berapa pun Keuntungan
Abdurrahman bin Auf tidak pernah menolak persentase keuntungan yang dapat dia peroleh. Artinya, selama masih ada keuntungan, walaupun mungkin hanya 1 persen, akan dia ambil. Dari sini dapat diketahui, Abdurrahman bin Auf mengutamakan perputaran roda bisnis yang cepat.
Ia ingin putaran rodanya terus berputar, walaupun berasal dari keuntungan yang minim. Karena meski untungnya sedikit, ia sebetulnya telah balik modal dan dana inilah yang digunakan untuk membelanjakan barang lagi dari hasil balik modal itu.
3. Tidak Pernah Menunda Penjualan
Abdurahman bin Auf, jika barang yang dimilikinya ada orang yang menawari untuk membeli, maka ia akan siap untuk melepasnya. Dia tidak pernah menunda penjualan barang kalau memang sudah jelas ada buyer atau konsumen atau pembeli yang menginginkannya.
Dengan kata lain, dari hal tersebut dapat diketahui, bahwa Abdurrahman bin Auf ingin uang hasil jualannya itu bisa terus diputar.
4. Tidak Menerima Pembayaran dengan Cara Mencicil
Abdurrahman bin Auf juga tidak menerima pembayaran dengan cara dicicil. Mengapa demikian? Kembali lagi, karena Abdurrahman bin Auf ingin uang hasil jualannya bisa terus diputar untuk belanja lagi.
Kalau konsumen membayar dengan cara dicicil, tentu akan sulit baginya untuk memutar modal dagangannya karena terhambat oleh pembayaran yang dicicil tersebut.
Namun jika dibayar secara cash, maka dia bisa langsung membelanjakannya kembali sehingga bisnisnya pun terus berputar atau lancar.