Home > Bisnis

Sosok di Belakang Kolapsnya Sillicon Valley Bank (SVB)

Peter Thiel menarik seluruh dananya di SVB, yang kemudian, diikuti oleh sejumlah deposan lain sehingga akhirnya SVB secara resmi dinyatakan kolaps.
Ilustrasi. (dok. republika)
Ilustrasi. (dok. republika)

GenpOp.id -- Saat ini sedang banyak yang memperbincangkan jatuhnya SVB, bank terbesar ke 16 di Amerika Serikat (AS). Kemudian ini menjadi heboh di jagat dunia.

Keruntuhan bank tersebut ternyata membuat bursa saham di seluruh dunia termasuk Indonesia anjlok. Bahkan ini berlangsung dalam beberapa hari terakhir, akibat ambruknya SVB ini.

Berbagai kalangan telah mengulas mengapa bank tersebut akhirnya kolaps. Namun yang menarik adalah ulasan dari media Business Insider.

Media tersebut memberitakan bahwa sebelum SVB ambruk ternyata ada sosok Peter Thiel yang menarik seluruh dananya di SVB.

Langkah Peter kemudian diikuti oleh sejumlah deposan lain sehingga akhirnya SVB secara resmi dinyatakan kolaps.

Siapa Peter Thiel?

Siapa sebenarnya Peter Thiel ini? Mengapa sosoknya begitu penting sehingga bisa membuat bank sekelas SVB kolaps? Yuk mari kita bahas profilnya.

Peter Thiel lahir 11 Oktober 1967 di Frankfurt Jerman. Saat usianya baru satu tahun orang tuanya hijrah ke AS. Masa pendidikan Peter dihabiskan di AS.

Dia kuliah S1 mengambil jurusan filsafat di Stanford University. Kemudian peter melanjutkan pendidikannya di bidang hukum di universitas yang sama dan lulus pada tahun 1992.

Setelah lulus dari pendidikan hukum Stanford, Thiel memulai karirnya sebagai juru tulis hakim Amerika James Larry Edmondson.

Setelah merasa kurang senang dengan pekerjaan sebagai juru tulis, Thiel kemudian bekerja sebagai lawyer pasar modal di Sullivan & Cromwell. Thiel hanya bertahan bekerja sebagai lawyer selama 7 bulan karena merasa hampa dan tidak sesuai dengan pasionnya.

Akhirnya Thiel memutuskan bekerja sebagai trader produk derivatif di Credit Suisse. Lagi lagi Thiel merasa pekerjaan tersebut kurang cocok baginya. Thiel hanya bekerja selama tiga tahun sebagai trader. Kemudian dia memutuskan untuk hijrah ke San Francisco.

Menjadi Pengusaha

Setelah hijrah ke San Francisco, Thiel melihat peluang yang cukup menjanjikan. Waktu itu era internet dan komputer sedang booming di Amerika Serikat bahkan telah mengubah wajah dunia.

Akhirnya Thiel memutuskan untuk membuat perusahaan venture capital yang bernama Thiel Capital Management. Pada tahap awal, Thiel berhasil mengumpulkan dana sebesar 1 juta dolar yang dia dapat dari keluarga dan teman temannya.

Investasi pertama yang dilakukan perusahaan Thiel adalah di perusahaan milik temannya yang bernama Luke Nosek. Perusahaan itu bergerak di bidang website kalender. Thiel Capital menginvestasikan 100 ribu dolar ke perusahaan tersebut tapi berakhir dengan kegagalan.

Namun berkat Luke Nosek, Thiel berjumpa dengan Max Levchin. Mereka bertiga mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang kriptografi dengan nama Confinity.

Confinity mengembangkan sebuah software untuk pembayaran online dengan nama Paypal dan berhasil mendapatkan pendanaan dari Nokia dan Deutsche Bank sebesar 3 juta dolar.

Waktu itu, Confinity mendapatkan pesaing utama dari perusahaan X.com milik Elon Musk yang bergerak di bidang yang sama. Sampai akhirnya kedua perusahaan tersebut merger dan nama yang dipakai adalah Paypal.

Hingga pada tahun 2002, Paypal akhirnya dijual ke Ebay senilai 1,5 miliar dolar. Dan ini membuat kekayaan Thiel langsung meningkat tajam.

Setelah sukses di Paypal, Thiel mulai mengincar perusahaan teknologi yang membutuhkan pendanaan. Dan lagi lagi Thiel mendulang kesuksesan.

Sebut saja Facebook, Linkedin, dan Tesla. Investasi Thiel di perusahaan perusahaan tersebut membuat pundi pundi uangnya meningkat berkali kali lipat. Bahkan saat ini namanya telah menjadi legenda di kalangan industri venture capital dunia. []

*Penulis: Ahmad Haris Lubis, Ditulis pada 26 Maret 2023

× Image