Dunia Kripto Ribut soal Prediksi Harga Bitcoin, Dari Faktor Halving Bitcoin Hingga Geopolitik
GenpOp.id -- Halving Bitcoin jatuh pada tanggal 19 April 2024 ini. Antusiasme para pegiat kripto pun semakin tinggi bahkan hingga membuat keributan soal prediksi harga Bitcoin.
Salah satunya datang dari CEO Bitwise Hunter Horsley. Dia telah membuat keributan dengan pernyataan yang berani. Ya, dia yakin harga Bitcoin bisa meroket hingga $100.000 atau sekitar Rp 1,6 miliar, setelah peristiwa Halving Bitcoin.
Namun, di tengah prospek optimis ini, analis lain memperingatkan potensi turbulensi dan memperkirakan harga Bitcoin mungkin turun hingga $55.000 di tengah ketegangan geopolitik di dunia.
Pandangan Optimis Horsley
Dalam tweet baru-baru ini, CEO Bitwise Hunter Horsley menyuarakan keyakinannya bahwa banyak orang yang mengabaikan dampak potensial dari halving Bitcoin yang akan datang.
Karena dia berpendapat bahwa secara historis, pasar kripto tidak pernah sepenuhnya memperhitungkan peristiwa halving sebelumnya. Dia memperkirakan skenario akan serupa kali ini.
Horsley memberikan data historis dari tiga halving Bitcoin sebelumnya untuk mendukung argumennya.
Dia mencatat harga Bitcoin bahwa dalam 12 bulan setelah setiap halving:
- 2020: Harga Bitcoin melonjak 5,4 kali lipat.
- 2016: Harga Bitcoin mengalami kenaikan 2,8 kali lipat.
- 2012: Harga Bitcoin meroket hingga 88 kali lipat.
Berdasarkan pola historis ini, Horsley berpendapat bahwa valuasi Bitcoin sebesar $100.000 berpotensi dalam jangkauan, mewakili lonjakan luar biasa sebesar 67% dari nilainya saat ini.
Mengapa Berani Keluarkan Prediksi tersebut?
Horsley menekankan bahwa dampak pengurangan pada momentum Halving Bitcoin bergantung pada dua faktor penting. Pertama adalah permintaan baru yang berkelanjutan dan kedua, ialah pengurangan ketersediaan harian yang para seller alami.
Ia berpendapat bahwa kedua faktor tersebut tampak menjanjikan pada tahun 2024, sehingga berpotensi terjadinya peristiwa halving yang signifikan.
Bertahan Melawan Ketidakpastian
Di tengah optimisme tersebut, pedagang kripto terkemuka Zia Ul Haque menyoroti level teknis penting yang harus diperhatikan di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik. Haque mencatat bahwa kenaikan Bitcoin saat ini mempertahankan level support penting di angka $60.000 atau sekitar Rp 976 ribu.
Namun, Haque memperingatkan, kegagalan untuk mempertahankan level support di tengah gejolak geopolitik dapat menyebabkan harga Bitcoin turun menjadi $55.000, yang berpotensi memperburuk aksi jual yang lebih luas di pasar mata uang kripto. []