Harga Bitcoin Diprediksi Naik, Disusul Aksi Jual Besar-Besaran
GenpOp.id -- Bitcoin (BTC) terus memberi sinyal pelemahan jangka pendek karena hiruk pikuk ETF yang secara bertahap juga mengalami pelemahan. Bagaimana tren selanjutnya? Apakah akan terus melemah?
Menurut data on-chain, lebih dari 468 ribu dompet Bitcoin non-zero telah hilang dalam dua pekan terakhir saja.
Namun potensi terjadi titik balik, mengingat permintaan institusional terhadap Bitcoin dan aset digital lainnya terus tumbuh secara eksponensial di seluruh dunia.
Tidak hanya itu, sebagian besar bank sentral global sedang berjuang dengan kebijakan moneter yang buruk, yang dipimpin oleh Federal Reserve Amerika Serikat.
The Fed baru-baru ini melaporkan bahwa utang nasional, yang berjumlah lebih dari 34 triliun dolar AS, tidak dapat dipertahankan.
Akibatnya, volatilitas Bitcoin diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang di tengah Halving Bitcoin keempat yang akan terjadi di tahun ini.
Halving Bitcoin sendiri akan meningkatkan kesulitan penambangan dan menurunkan inflasi pasar.
Harga Bitcoin akan Naik, Trader Siapkan Aksi Jual
Menurut praktisi kripto senior Peter Brandt, harga Bitcoin berada di titik puncak kenaikan berdasarkan kinerja historis.
Secara khusus, Brandt memperkirakan likuidasi besar-besaran bagi para trader Bitcoin dalam beberapa pekan mendatang karena harga Bitcoin tiba-tiba akan naik ke level tertinggi yang lebih tinggi sebagai persiapan untuk reli sebelum Halving Bitcoin.
Lebih lanjut, Brandt merencanakan turunan pola analog Bump Hump Lump Dump (BHLD) dalam beberapa bulan terakhir, serupa dengan siklus bullish 2017/2018.
De Poppe: Harga Bitcoin Menuju 50 ribu dolar AS
Sikap serupa telah dikeluarkan oleh analis kripto populer yang berbasis di Belanda, Michaël van de Poppe.
Dia memperkirakan harga Bitcoin akan turun menuju level support sekitar 42 ribu dolar AS sebelum terjadi gejolak harga menuju 50 ribu dolar AS dalam beberapa bulan mendatang.