APVI Klaim Vape Rendah Risiko
JAKARTA -- Produk tembakau alternatif seperti vape dinilai masih menimbulkan perdebatan soal bahayanya bagi tubuh. Sehingga kajian kesehatan soal vape di dalam negeri dipandang penting bagi masyarakat.
"Kami percaya bahwa vape mulai diterima oleh masyarakat Indonesia sebagai produk inovatif dari tembakau," kata Ketua Umum APVI Budiyanto dalam diskusi peringatan World Vape Day, Jumat (31/5/2024).
Budi mengungkapkan kondisi saat ini berbeda dibandingkan dengan ketika APVI pertama kali didirikan pada 2015. Ketika itu, masyarakat masih belum banyak mengenal vape.
"Sekarang, vape sudah dikenal, tetapi tantangannya adalah meyakinkan para pemangku kepentingan bahwa produk ini rendah risiko," ujar Budi.
Budi menjelaskan risiko kesehatan tiap produk tembakau berbeda, terutama antara produk yang dibakar dan tidak. Secara spesifik, sudah banyak kajian di luar negeri yang mengindikasikan vape memiliki risiko lebih rendah daripada produk tembakau konvensional. Walau demikian, belum banyak kajian ilmiah dalam negeri yang dapat mendukung perumusan kebijakan yang berbasis bukti.
"Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat dalam halaman situs resminya mengatakan produk vape dapat menjadi alternatif berisiko rendah bagi perokok dewasa. Selain itu, mereka yang beralih sepenuhnya kepada vape akan merasakan manfaat yang lebih signifikan dibanding dual user," ujar Budi.
Sekretaris Jenderal APVI, Garindra Kartasasmita mengamati pertumbuhan pengguna vape di Indonesia belum diikuti pemahaman yang memadai soal cara pemakaian alat secara bertanggung jawab. Bahkan, sering terjadi penyebaran informasi yang kurang tepat. Oleh karena itu, World Vape Day tahun ini mengambil tema Epidemi Mispersepsi.
"Dalam konteks Indonesia, topik ini sangat relevan dengan beberapa pemberitaan terkini mengenai penggunaan produk vape secara tidak tepat," ujar Garindra.
Garindra meyakini prinsip-prinsip saintifik adalah fondasi dari perumusan kebijakan publik yang seimbang. APVI terbuka apabila lembaga-lembaga penelitian di Indonesia ingin berkolaborasi meneliti produk vape.
Diketahui, saat ini APVI telah memiliki lebih dari 1.000 anggota dan kepengurusan daerah di berbagai Provinsi dan Kota/Kabupaten, untuk menampung aspirasi dan menyalurkan program-program yang dapat bermanfaat bagi anggotanya.