Home > Khazanah

Akademisi Dukung Program Perlindungan Perempuan, Anak dan Remaja Indonesia

Pentingnya edukasi kepada generasi muda supaya bisa bertahan di tengah gempuran paparan radikalisme.

JAKARTA -- Deputi Wakil Rektor 3 Universitas Darussalam Gontor, Cecep Sobar Rochmat memandang bahwa masa depan Indonesia berada di tangan generasi muda. Sehingga Cecep sangat mendukung program-program pemerintah yang memberi perlindungan kepada Perempuan, anak dan remaja Indonesia.

“Kami sebagai anggota masyarakat, dalam hal ini Unida Gontor, sangat mengapresasi dan kami sangat mendukung akan program – program ini apalagi bersentuhan langsung kepada masyarakat menjadikan masyarakat lebih baik,” kata Cecep di Ngawi Jawa Timur (10/7).

Cecep menilai perlunya perlindungan kepada kelompok rentan lantaran termasuk pilar utama dalam membangun generasi bangsa menggapai Indonesia emas pada tahun 2045. Atas dasar itulah, Universitas Darussalam Gontor sangat memperhatikan pendidikan, terutama pendidikan anak dan remaja,.

Cecep memandang perlu kerja sama dengan berbagai macam pihak diantaranya dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

“Program di pondok ini sebetulnya kita memberi wawasan yang luas kepada santri maupun mahasiswa/i, sehingga ketika berwawasan luas mereka tidak akan terkena shock culture, tidak akan terpapar radikalisme terorisme dan sejenisnya,” terang Cecep.

Lebih lanjut, Cecep menjelaskan tujuan pembelajaran di pondok ini agar anak didik bisa memahami perbedaan setiap manusia yang hidup di dunia ini baik dari suku, agama dan lainnya yang sebetulnya semuanya mencintai kedamaian.

Sebelumnya, Deputi Kerja Sama Internasional BNPT, Andika Crhisnayudhanto, mengamini pentingnya edukasi kepada generasi muda supaya bisa bertahan di tengah gempuran paparan radikalisme terutama yang meningkat di dunia maya. Salah satu yang ia dorong sebagai perlindungan anak adalah perlunya edukasi yang menumbuhkan daya berfikir kritis anak sehingga ia tidak mendapatkan pemahaman hanya dari satu sisi.

“Salah satu upaya membentengi diri dari pemahaman terorisme diantaranya adalah menumbuhkan critical thinking dan tidak dogmatis. Sehingga kita dapat terus memberikan pertanyaan kepada suatu pemahaman,” jelas Andika.

× Image