Empat Destinasi Wisata Unggulan Sabang
Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dikenal sebagai wilayah paling barat Indonesia. Bahkan ada tugu penanda Nol Kilometer Indonesia disana. Tapi ternyata, Sabang masih punya segudang destinasi wisata lain.
Sejumlah destinasi di Sabang ini dapat mewarnai media sosialmu dengan foto-foto menarik. Berikut ini Republika rangkum destinasi wisata Sabang untuk anda.
1. Pulau Rubiah.
Pulau ini merupakan salah satu pulau kecil yang terletak di Sabang. Lokasi Pulau Rubiah berhadapan dengan Teupin Layeu, Desa Wisata, Iboih, Kota Sabang, Aceh. Dari dermaga ini, Anda bisa menuju Pulau Rubiah dengan naik transportasi laut yang dapat ditemui di sepanjang dermaga.
Jenis transportasi laut yang ada berupa perahu motor atau speedboat dengan berbagai kategori dan harga. Naik speedboat reguler pulang pergi (PP) dibanderol harga Rp 250 ribu, boat kaca PP dan keliling Pulau Rubiah dikenai harga Rp 400 ribu, dan boat kayu dihargai Rp 150 ribu - Rp 200 ribu
Dari Teupin Layeu cuma perlu waktu kurang dari 5 menit agar tiba di Pulau Rubiah, tetapi bisa lebih lama jika Anda berkeliling pulau terlebih dahulu. Sepanjang perjalanan, mata dimanjakan dengan biru dan jernihnya lautan Sabang.
Snorkling merupakan kegiatan yang jamak dilakukan wisatawan di pinggir pantai. Air laut yang berwarna biru jernih membuat Anda dengan jelas dapat melihat beragam ikan berukuran kecil lalu lalang di area pinggir pantai.
Wisatawan bisa menyewa peralatan untuk snorkeling yang ditawarkan warga lokal, meliputi masker selam, snorkel, dan kaki katak (sirip selam) seharga Rp 50 ribu - Rp 60 ribu. Peralatan juga bisa disewa per item dengan harga disesuaikan.
2. Situs Karantina Jamaah Haji
Ada destinasi lain bagi wisatawan yang menyempatkan ke pulau Rubiah. Mereka dapat menyaksikan situs karantina jamaah haji yang digunakan di era penjajahan Belanda.
Gedungnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki karena berjarak sekitar 100 meter dari dermaga Pulau Rubiah. Pada 1920, Pulau Rubiah pernah dijadikan sebagai tempat karantina bagi jamaah Haji yang baru pulang dari Mekkah. Saat itu, Pulau Rubiah menjadi pusat karantina Haji Pertama di Indonesia.
Terdapat dua bangunan tua yang tak terawat. Bahkan sebagian dinding bangunan tertutupi daun dan pohon yang merambat. Nampaknya pemerintah setempat tak memberi perhatian pada jejak sejarah perjalanan Haji itu.
3. Tugu Nol Kilometer
Wisata Tugu Nol Kilometer di Sabang menjadi destinasi unggulan di Sabang baik oleh turis lokal maupun dari luar Aceh. Lokasi ini merupakan titik paling ujung wilayah barat Indonesia.
Wisatawan dapat menyaksikan hamparan lautan lepas di hadapan tugu. Debur ombak dan birunya air laut menambah keindahan tempat ini. Wisatawan patut berhati-hati sebab kadang ada monyet liar yang muncul dari hutan di sekeliling Tugu.
4. Benteng Anoi Itam
Di masa perang dunia II, Benteng Anoi Itam dipakai tentara Jepang untuk menyimpan amunisi sekaligus bertahan dari serangan musuh.
Benteng ini berada di Desa Ujong Kareung, Sukajaya, Sabang. Bangunannya masih utuh berada di atas bukit yang menghadap langsung ke Pantai Anoi Itam. Meriam utama benteng ini juga masih kekar.
Wisatawan dapat menuju bangunan benteng dengan menaiki anak tangga yang dibangun Balai Pelestarian Kebudayan wilayah I Provinsi Aceh. Anak tangga sudah dilengkapi pegangan agar lebih mudah dinaiki.
Di tempat ini, wisatawan tak hanya dapat mengenang sejarah melainkan juga bisa menyaksikan panorama alam nan elok dipandang. Pemandangan berupa birunya laut, deretan karang dan gerombolan ikan yang tengah berenang dapat disaksikan sambil duduk santai di sekitar benteng.
Sementara itu, Kantor Imigrasi (Kanim) Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Kelas II Sabang turut ambil bagian dalam menjaga keamanan Sabang. Kepala Kanim TPI Kelas II Sabang, Muchsin Miralza menyebut rutin menggelar patroli laut. Imigrasi Sabang juga mengikuti operasi bersama yang dilakukan TNI, Polri, dan petugas Bea dan Cukai Sabang.
"Pengawasan bersama dilakukan baik di darat maupun di laut menggunakan kapal-kapal cepat. Jadi memang kita berkomitmen untuk menjaga pulau terluar," ujar Muchsin.