Jenis-Jenis Penerjemahan
5. Penerjemahan Adaptasi (Saduran)
Jenis penerjemahan ini lebih mengutamakan isi pesan yang terdapat dalam teks sumber. Sedang bentuknya, disesuaikan dengan kebutuhan pembaca dalam BSa.
Pada jenis ini pula biasanya tokoh, setting, dan konteks sosial dipadankan dengan konteks sosial yang ada dalam BSa.
Umumnya jenis ini digunakan untuk menerjemahkan teks-teks bernuansa sastra, seperti drama, novel, cerita pendek, di mana semua itu memiliki unsur tema, karakter, dan alur cerita.
Seorang penerjemah dalam hal ini pun bisa mengubah kultur pada BSu ke dalam BSa.
6. Penerjemahan bebas
Bedanya dengan metode saduran, penerjemah yang menggunakan metode penerjemahan bebas, tidak melakukan penyesuaian budaya. Penerjemahan bebas ditujukan untuk klien-klien yang ingin mengetahui isi pesannya.
Syihabuddin menyebutnya sebagai metode yang parafrastik, yakni pengungkapan amanat yang terkandung dalam bahasa sumber dengan ungkapan penerjemahnya sendiri, khususnya bahasa sasaran.
Sehingga, terjemahan menjadi lebih panjang dari aslinya, dan menjadi lebih jelas dan utuh.
7. Penerjemahan idiomatis
Gaya penerjemahan ini mengupayakan untuk menemukan padanan yang pas terkait istilah, ungkapan, dan idiom dari apa yang tersedia dalam BSa. Penerjemahan ini juga berusaha mereproduksi pesan bahasa sumber.
Namun hal itu cenderung mengubah nuansa makna karena penerjemah menyajikan kolokasi dan idiom-idiom yang tidak terdapat dalam nas sumber.
8. Penerjemahan komunikatif
Metode ini dilakukan dengan mengungkapkan makna kontekstual, yang terdapat dalam bahasa sumber, ke dalam bahasa sasaran, sehingga isi dan maknanya mudah diterima dan dipahami oleh pembaca.
Biasanya, ini sering dilakukan dalam penerjemahan brosur, pengumuman, maupun pelbagai macam tulisan populer.