Prediksi Harga Bitcoin Maret 2024, Tersungkur atau Tembus ATH Baru?
Pengaruh ETF Bitcoin Spot
ETF Bitcoin spot yang baru-baru ini disetujui akan terus memainkan peran penting dalam kenaikan BTC. Data dari tanggal 26 Februari menunjukkan arus masuk yang kuat sebesar 520 juta dolar AS, dengan Fidelity dan BlackRock Bitcoin ETF sekali lagi menjadi pemenang terbesar.
ETF BTC spot telah mencatat arus masuk lebih dari 6 miliar dolar AS sejak disahkan. Bahkan JPMorgan telah mengubah pendiriannya terhadap dampak ETF setelah awalnya menyebut arus masuknya mengecewakan.
Analis percaya bahwa ETF telah muncul sebagai “proksi risiko” yang menciptakan dampak psikologis bullish pada investor. ETF yang akan menyerap penjualan dengan cepat menjadi sentimen yang luar biasa.
Kinerja yang kuat dari ETF Bitcoin spot, selain FOMO yang mengurangi separuh institusional, terus menciptakan guncangan pasokan negatif untuk BTC, mendorong harga jauh lebih tinggi.
Mungkinkah Harga Bitcoin Tersungkur di Akhir Maret 2024?
Meskipun Bitcoin (BTC) tampaknya siap untuk menyaksikan kelanjutan bullish pada awal bulan Maret, kemungkinan koreksi pada akhir bulan tidak dapat diabaikan.
Penelusuran kembali sebelum separuh (pre-halving retrace) adalah fenomena umum ketika investor menjual kepemilikannya karena takut akan terjadinya peristiwa aksi jual yang tinggi.
Pada tahun 2020, BTC mengalami koreksi sebesar 20 persen sebelum halving, sementara retrace jauh lebih curam yaitu sebesar 38 persen pada tahun 2016. Oleh karena itu, ada kemungkinan besar bahwa harga Bitcoin akan ditolak dengan kuat dari resistensi 65.539 dolar AS.
Namun, mengingat dampak positif ETF, kemungkinan terjadinya retrace adalah sebesar 20 persen dibandingkan skenario 38 persen. Berdasarkan hal ini, harga Bitcoin diprediksi mulai turun secara bertahap ke angka 52.430 dolar AS di akhir Maret 2024.
Pengaruh Makroekonomi
Prospek makroekonomi juga dapat memberikan tekanan jual pada BTC. Kemungkinan Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya pada bulan Maret atau Mei telah menurun tajam.
Sejumlah data inflasi yang buruk, termasuk Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), memberi sinyal bahwa The Fed akan tetap bersikap hawkish lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Pandangan pesimistis ini belum diperhitungkan oleh pasar ekuitas dan kripto. Ini dapat memicu penurunan harga Bitcoin.